PT Pertamina Patra Niaga, subholding usaha serta perdagangan Pertamina, mengharap pemerintahan buat tinjau lagi besaran bantuan BBM Solar.
Karena itu, jumlah bantuan Solar yang diputuskan pemerintahan sekarang ini sejumlah Rp 1.000 per liter tak lagi wakili kondisi sebetulnya di industri.
Menurut Riva Siahaan, Direktur Pokok PT Pertamina Patra Niaga, tebusan yang hendak dikasihkan pemerintahan ke Pertamina sampai Rp 5.000 per liter, ingat nilai jual BBM Solar bersubsidi di SPBU sekarang ini sejumlah Rp 6.800 per liter dengan bantuan cuman Rp 1.000 per liter.
Perseroan bakal bayar ganti rugi ini terlebih dulu saat sebelum pemerintahan mengubahnya.
Kami pengin sampaikan dan memohon support buat lakukan pengkajian pada JBT (Type Bahan Bakar Tertentu) Solar.
Dalam Rapat Dengar Arahan (RDP) dengan Komisi VII DPR RI pada Selasa, 28 Mei 2022, Riva menyebutkan, “Berkaitan dengan JBT (Type Bahan Bakar Tersendiri) Solar, kami pun pengin sampaikan dan meminta bantuan untuk kerjakan pengkajian kepada angka bantuan, di mana angka bantuan yang ada pada formulasi besarannya yakni Rp 1.000 serta minta sekiranya bisa mendapatkan bantuan agar bisa kerjakan penghitungan kembali karena ganti rugi sendiri udah menggapai Rp 5.000 per liternya.”
Ia mengaku kalau perkembangan keinginan BBM Solar bersubsidi bisa didesak lewat program bantuan yang pas, serta penyelewengan bisa dikenali sejak mula-mula.
Di tahun 2023, pendistribusian energi surya bersubsidi capai 16,63 juta kilo liter (kl). Ini makin lebih rendah dari prediksi awalnya 17,lima juta kl atau paket 2023 16,65 juta kl. Ini turun juga 0,4% dari pendistribusian di tahun 2022, yang capai 16,69 juta kl.
Ia menjelaskan jika 52,4% kendaraan non individu, 45,7% kendaraan personal, serta 1,9% service umum yaitu pemakai paling besar dari bantuan solar.
Dari type kendaraannya, kendaraan beroda 4 mengonsumsi 60,7%, kendaraan roda enam 32,4%, serta kendaraan roda enam 6,9%.
Buat pendistribusian BBM Solar bersubsidi di tahun 2024, diduga bakal gapai 17,71 juta kilowatt jam, kurang dari jatah tahun awalnya sejumlah 17,80 juta kilowatt jam.